PENDEKATAN DAN STRATEGI, PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh Eko Prasetio Widodo, S.Pd

(Guru PPKn SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang)

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran dalam kaitannya di dunia pendidikan di semua mata pelajaran baik tingkat SD, SMP SMA/SMK maupun perguruan tinggi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam hal ini salah satunya Pendidikan Pancasila sama halnya dengan mata pelajaran yang lain seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS ditunntut untuk melaksanakan program tuntas belajar.

Maka dari itu guru Pendidikan Pancasila dituntut untuk bagaimanan caranya agar Pelajaran Pendidikan Pancasila dapat menuntaskan belajarnya sehingga dapat menghasilkan output yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Dalam kegiatan Pembelajaran Pendidikan Pancasila tentunya seorang guru harus memperhatikan Pendekatan dan Strategi pembelajaran yang tepat yang digunakan oleh seorang guru terhadap peserta didiknya, agar nantinya materi yang disampaikan oleh guru dapat diserap dengan baik oleh peserta didiknya sehingga tujuan pembelajaranya dapat tercapai dengan hasil yang baik tentunya.

Oleh karena itu dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila akan dijabarkan mengenai pendekatan dan strategi pembelajaran sebagai berikut :
Pendidikan Pancasila merupakan bagian integral dari kurikulum pendidikan di Indonesia, berperan penting dalam membentuk karakter, moral, dan kebangsaan siswa.

Pendekatan dan strategi pembelajaran yang efektif diperlukan untuk memastikan pemahaman mendalam dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan kognitif, afektif, dan psikomotorik perlu diterapkan secara terintegrasi untuk mencapai tujuan pembelajaran ini.
Pendekatan kognitif melibatkan proses pemahaman konsep dan prinsip dasar Pancasila. Guru dapat menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan informasi dasar, diikuti dengan diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman siswa.

Pemanfaatan teknologi pembelajaran seperti presentasi multimedia dan sumber daya daring dapat memperkaya proses pengajaran. Studi kasus, baik yang bersumber dari sejarah bangsa sendiri maupun konteks global, dapat digunakan untuk membahas aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam situasi dunia nyata. Melibatkan siswa dalam proyek penelitian mandiri juga dapat mendorong pemahaman konsep yang lebih mendalam.

Pendekatan afektif menitikberatkan pada pengembangan sikap, nilai, dan empati siswa terhadap nilai-nilai Pancasila. Kegiatan seperti role-playing, simulasi, dan diskusi reflektif dapat membantu siswa meresapi nilai-nilai tersebut secara emosional. Melibatkan mereka dalam kegiatan eksplorasi budaya, seperti mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau berinteraksi dengan komunitas lokal, juga dapat memperkaya pengalaman afektif mereka.

Proyek kolaboratif yang melibatkan siswa dalam pembangunan lingkungan sekolah yang inklusif dan berdasarkan nilai-nilai Pancasila dapat membentuk sikap positif terhadap keragaman dan persatuan.

Pendekatan psikomotorik mengacu pada penerapan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata. Guru dapat merancang kegiatan praktis, seperti proyek-proyek lapangan, layanan masyarakat, atau simulasi kegiatan pemerintahan lokal. Melibatkan siswa dalam proyek-proyek kreatif yang menggabungkan nilai-nilai Pancasila, seperti seni rupa atau pertunjukan, juga dapat mengembangkan keterampilan psikomotorik sambil memperkuat pemahaman nilai-nilai tersebut.

Strategi pembelajaran yang terintegrasi menjadi kunci kesuksesan dalam Pendidikan Pancasila. Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum lintas mata pelajaran dapat memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh. Misalnya, pembelajaran sejarah dapat dikaitkan dengan peran Pancasila dalam perjalanan sejarah Indonesia. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian, dapat dirancang untuk memperkuat penerapan nilai-nilai Pancasila dalam konteks praktis.

Dalam konteks globalisasi, penting juga untuk memasukkan dimensi global dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila. Diskusi tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat bersinergi dengan nilai-nilai global, seperti hak asasi manusia dan keberlanjutan lingkungan, dapat membantu siswa memahami relevansi dan peran Pancasila di tingkat internasional.

Dengan kombinasi pendekatan kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta strategi pembelajaran yang terintegrasi, Pendidikan Pancasila dapat menjadi landasan kokoh bagi pembentukan karakter siswa yang berkualitas, memiliki kecintaan pada bangsa dan negara, serta mampu berperan dalam mengatasi tantangan zaman.

Berdasarkan penjabaran di atas bahwa pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Pancasila akan menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien serta menghasilkan output yang handal sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu dengan menggunakan pendekatan langsung serta dengan menggunakan metode induktif, karena kedua aspek tersebut lebih mudah dilaksanakan serta lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R. (2017). Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Rajawali Press.
Suwartono, A. (2019). Strategi Pembelajaran Aktif: Konsep dan Implementasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Deepublish.
Dahlan, M. (2020). Pendidikan Pancasila: Konsep dan Implementasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nasution, N. (2018). Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Pancasila. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sadulloh, A. (2016). Pembelajaran Pendidikan Pancasila Berbasis Kearifan Lokal. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *