Mengelola Stres pada Remaja

Oleh : Akhyu Nur Aji Barkah,S.Pd

 

For your information niih…stres merupakan bagian dari kehidupan manusia dan dapat dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali anak usia sekolah yang memiliki tugas sebagai seorang pelajar. Stres yang dialami siswa dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber. Selain berasal dari lingkungan keluarga, sumber stres pada mereka pun berasal dari lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, atau bahkan bersumber dari dirinya sendiri. Syamsu Yusuf (2004:95) mengungkapkan bahwa “yang menjadi sumber stres utama pada masa ini adalah konflik atau pertentangan antara dominasi, peraturan atau tuntutan orang tua dengan remaja untuk bebas, atau independen dari peraturan tersebut”. Sumber stres pada siswa dapat disebabkan oleh tingginya tuntutan orang tua yang mengharuskan siswa mencapai prestasi yang baik serta memperoleh nilai yang tinggi dalam mata pelajaran. Selain itu, banyak orang tua yang menuntut anaknya untuk mengikuti berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang terkadang memberatkan siswa. Selain itu, sikap guru dalam berhubungan dengan siswa, beban mata pelajaran yang berat, ruangan yang panas, suasana yang ribut saat istirahat, serta persaingan dengan sesama siswa, merupakan stresor yang cukup potensial. Di samping itu, fasilitas fisik yang kurang memadai seperti tidak adanya lapangan untuk bermain dapat menyebabkan stres pada anak sekolah. Keadaan tersebut disebabkan karena anak-anak sekolah tidak dapat bermain dengan nyaman pada waktu istirahat, padahal kegiatan bermain dapat dijadikan sarana untuk menyalurkan energi emosional dan ketegangan yang dialami anak usia sekolah.
Masa remaja awal (masa puber) sering dirasakan sebagai masa yang lebih sulit dibanding dengan masa-masa yang lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh keadaan individu yang mengalami banyak perubahan dengan dirinya, sehingga selain ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang dialaminya, ia juga harus beradaptasi dengan tuntutan dari lingkungannya.
Stres yang dialami para siswa remaja pun dapat berdampak terhadap prestasi belajar mereka. Sebagai contoh, stres yang dialami para siswa menjelang ujian. Siswa yang mengalami stres berlebihan, meskipun mereka telah cukup belajar dan mereka tergolong anak yang pandai, prestasi belajar mereka dapat saja rendah. Hal ini diakibatkan oleh stres yang mereka alami menyebabkan ketegangan dan menurunnya daya konsentrasi. Akibatnya, hasil yang diperoleh kontraproduktif dengan kemampuan yang mereka miliki, dan keadaan demikian lebih sering disebut underachiever.
Para remaja yang mengalami stres, tidak jarang melakukan bentuk pelarian yang negatif. Beberapa bentuk pelarian yang biasanya dilakukan oleh para remaja ini diantaranya ialah: merokok, minum-minuman keras, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Ruqayyah Waris Maksood (1999:115) menyebutkan bahwa “Beberapa kasus bunuh diri pada remaja merupakan reaksi dari stres atau kekecewan atau mungkin juga beberapa motif lain. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa stres memang dapat berdampak serius. Siswa remaja khususnya membutuhkan pertolongan dan bantuan dari orang disekitarnya yang tentunya peduli dengan masalah stres yang sedang dihadapinya. Bantuan tersebut dapat berupa dukungan sosial dari orang tua, teman, atau orang-orang terdekatnya.
Pengertian Stres
Richard Lazarus (grand Brecht, 2000:2) menyebutkan bahwa stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimilikinya, serta mengancam kesejahteraannya.
Dengan kata lain, stres merupakan fenomena individu yang menunjukkan respon atau reaksi individu terhadap tuntutan dari lingkungannya. Individu secara terus menerus akan menilai berbagai tuntutan dan hambatan dari lingkungannya. Individu akan berupaya untuk mengerahkan kemampuan pada dirinya untuk mengatasi tuntutan tersebut. Apabila individu merasakan ketidak seimbangan antara tuntutan yang dirasakannya dengan kemampuan yang dimilikinya, maka individu, tersebut akan mengalami stres.
Dengan demikian, stres tidak hanya tergantung pada kondisi eksternal, melainkan juga tergantung pada kerawanan diri individu tersebut atau kondisi internal, serta pada mekanisme pengolahan kognitif individu tersebut terhadap kondisi yang dihadapi. Stres tidak selalu menimbulkan d ampak negatif. Dalam kondisi dan derajat tertentu stres dapat berdampak positif dan produktif, stres justru berperan mendinamiskan kehidupan manusia serta dapat memicu seseorang untuk berprestasi lebih baik lagi. Stres yang bersifat positif disebut “Eustres”, sedangkan yang bersifat buruk disebut “Dystres”.

Cara Mengatasi Stres pada Remaja
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mereduksi stres yang dialami remaja. Di antaranya adalah dikemukakan oleh Crowder (Jan D’Onofrio and Ed Klesse, 1990:18), yaitu:
Latihan fisik (berenang, berlari, jalan santai)
Diet yang wajar (mengonsumsi nutrisi yang baik untuk kesehatan)
Relaksasi dan meditasi (untuk beberapa menit atau beberapa waktu
Komunikasi (berbagi masalah pribadi dengan orang lain atau teman
Menetapkan tujuan (realistis dalam menentukan tujuan hidup yang akan dicapai).

Nah, berikut ini terdapat beberapa tips untuk mengatasi stress pada remaja:
Jaga diri
Kamu dapat melakukannya dengan tidur yang cukup, mengosumsi makanan sehat dan bergizi, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Menceritakan keluh-kesah pada orang yang kamu percaya.
Bercerita dengan orang yang kamu percaya mampu menurunkan beban atau stress yang kamu hadapi. Siapa tau dengan menlakukan hal ini persaan kamu menjadi lebih tenang.
Bermain bersama binatang kesayangan
Berinteraksi dengan binatang apalagi binatang kesayangan, dapat membantu tubuh kamu untuk melepaskan hormon oxytocin dan menurunkan level kortisol.
Melakukan aktivitas favorit kamu
Misalnya seperti shopping, ke bioskop, mendatangi tempat rekreasi, melukis, dan hal apasaja lainnya yang dapat membuat tubuh kamu menjadi tenang atau rileks. Ingat jangan sampai melakuakan aktivitas yang malah membuat kamu semakin tertekan.
Berolahraga
Selain membuat tubuh kamu sehat, olahraga juga dapat membuat kamu menjadi lebih tenang. Banyak olahraga yang dapat kamu lakukan misalnya seperti lari, yoga, berenang, dan lainnya.
Mengurangi penggunaan gadget
Penelitian di University of California menemukan bahwa mengecek e-mail setiap saat mampu menyebabkan stres. Pengguna internet yang sangat aktif juga 5 kali lebih rentan terhadap depresi. Jadi ketika kamu merasa stres, ada baiknya kamu mengurangi kontak dengan gadget.
Mendengarkan music
Mendengarkan musik dapat menstimulus pikiran kamu untuk lebih tenang atau rileks.
Me Time
Meluangkan waktu kamu untuk memanjakan diri (me time) dapat menjadi salah satu tips mengatasi stress. Terkadang, pikiran kamu yang penuh tekanan, otot-otot tubuh pun keleahan, nah, oleh karenanya kamu butuh me time dan melakukan relaksasi tubuh.
Beribadah
Kegiaatan-kegiatan seperti wudhu, sholat sunnah ,zikir, serta mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an juga dapat menenangkan kamu ketika stress. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mendatangkan kamu pahala.
Mengunjungi atau berdiskusi dengan psikiater
Kalau kamu merasa stress berat dan hampir mengarah ke depresi, ada baiknya jika kamu berkonsultasi dengan psikiater agar mendapatkan penanganan yang professional.

Setiap orang memiliki cara mengatasi stress yang unik dan berbeda-beda. Hidup kita penuh tekanan yang dapat menyebabkan stress. Maka kita perlu mengenali hal yang membuat kita stress serta cara mengatasinya. Terapi stress merupakan sesuatu yang butuh komitmen dan usaha yang berkesinambungan. Dengan memahami cara mengatasi stress, hidup akan menjadi lebih produktif dan bahagia. Demikianlah beberapa tips mengatasi stress yang bisa kamu terapkan secara mandiri. Semoga bermanfaat yaa.

Sumber :

Tips Sederhana Mengatasi Stres Pada Remaja


Mahardika, N. (2016). Pengembangan Program Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Mengelola Stres. Jurnal Konseling Gusjigang, 2(1).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *